Ayam Kampung vs Ayam Broiler: Beda Harga, Sama Nikmatnya


Oleh: Abdul Kholis


 



Bulan lalu, saya membaca artikel tanya jawab antara pembaca dengan pakar nutrisi, di Kompas.com. Isinya cukup menarik perhatian saya. Saya perlu membaca artikel ini, karena inti pertanyaannya sangat berkait erat dengan fenomena kulimer saat ini.

Begini pertanyaan dalam artikelnya.

Ibu Sari, saya ingin menanyakan soal konsumsi daging ayam untuk anak-anak  di usia pertumbuhan. Apakah jenis daging ayam yang paling baik untuk mereka? Ada yang bilang, broiler sebaiknya dihindari karena mengandung hormon dan lebih baik memilih ayam kampung saja karena pakannya alami. Apakah memang benar demikian? Terima kasih atas penjelasannya.  

Jawaban pakar nutrisi dalam artikel konsultasi tersebut cukup bijak. Menurut dia, semua jenis ayam (ayam broiler maupun ayam kampung) baik, karena ayam merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan lebih rendah kandungan lemak jenuhnya dibanding daging berwarna merah. Ayam juga kaya akan kandungan mineral (kalsium, tembaga, zat besi, fosfor, kalium dan zinc) dan beragam vitamin (vitamin A dan berbagai vitamin B).

Yang membedakan kandungan nutrisi ayam kampung dan ayam broiler adalah kandungan lemak dan total energinya. Berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), berikut adalah kandungan zat gizi ayam per 100 gram bahan:

Jenis Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr)
Ayam Kampung 246 37 9
Ayam Ras dada (pioner) 294 37 14,7
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan resmi di Indonesia

Data di atas menunjukkan, dari segi nutrisi, ayam broiler lebih lebih tinggi kandungan lemaknya dibanding dengan ayam kampung. 

Bagaimana dengan isu “suntik hormon” pada ayam broiler? Di Indonesia, hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan dan hormon lain yang sejenis dilarang diedarkan dan dipergunakan, berdasarkan surat Edaran Direktur Kesehatan Hewan no. 329/XII/4-1—1983. Jadi, sebanarnya aman-aman saja mengkonsumsi ayam broiler.

Kandungan lemak pada ayam banyak terdapat pada bagian bawah kulitnya. Cara menyajikan ayam supaya kadar lemaknya lebih rendah adalah dengan menyisihkan kulitnya sebelum dimasak atau tidak memakan kulitnya.

Selain itu, minyak untuk menggoreng mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori. Tips untuk mengurangi lemak dalam masakan adalah dengan memilih variasi teknik memasak misalnya mengukus, memanggang, menumis. Sehingga selain ayam goreng bisa dinikmati juga ayam pepes, ayam panggang, sup ayam atau cah ayam dan sayuran.


“Pamor” Dua Ayam

Belakangan, ayam kampung memang memiliki pamor yang beda dibandingkan ayam broiler. Daging ayam kampung dianggap memiliki “derajat” lebih tinggi dibanding ayam broiler. Banyak orang yang berpendapat bahwa ayam kampung memiliki rasa, tekstur, dan kandungan gizi yang lebih baik daripada ayam broiler. Itu sebabnya ayam kampung tetap mendapat tempat di hati banyak penikmat kuliner dan pemilik restoran di Indonesia, walaupun harga lebih mahal daripada ayam broiler. 

Kandungan gizi dari ayam kampung yang konon dianggap jauh lebih tinggi dari ayam broiler pun dijadikan alasan bagi para penggemar makanan sehat untuk beralih mengonsumsi daging ayam kampung saja. 

Anggapan mengonsumsi daging ayam kampung lebih aman ketimbang ayam broiler yang diisukan mengandung suntikan hormon juga seringkali menggiring orang untuk menghindari makan daging ayam broiler. Wajar, jika banyak rumah makan atau restoran yang mencantumkan “Ayam Kampung” dalam promosi kulinernya lebih banyak diserbu pembeli ketimbang rumah makan ayam biasa.

Nah, benarkah daging ayam kampung jauh lebih nikmat dibanding ayam broiler? Ini memang soal selera, sulit untuk membandingkan secara ilmiah. Tapi buat saya, menikmati dua jenis ayam ini sama saja nikmatnya. Yang membedakan hanya tiga hal.

(1) Tekstur daging ayam kampung lebih alot dibandingkan dengan ayam broiler. Ayam kampung juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk memasaknya jika ingin ia matang dengan sempurna.

·    (2) Daging ayam boiler mudah didapatkan. Tak perlu jauh-jauh ke pasar, di tukang sayur yang keliling di depan rumah pun ada. Tapi untuk mendapatkan daging ayam kampung, harus pesan lebih dulu ke tukang sayurnya. Kadang susah bingit pesennya.
·   
    (3) Yang pasti daging ayam kampung harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan ayam broiler. Bahkan, harga daging ayam kampung ada yang dua kali lipat dibandingkan daging ayam broiler. Kalau keseringan, jadi boros uang belanja.


Peneliti Amerika Bicara Ayam

Yang pasti, daging ayam kampung dan ayam broiler sama-sama nikmat, kalau diolah dengan cara yang tepat. Daging kedua ras memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh.  

Saya cukup kaget saat membaca artikel kajian ilmiah USDA (United States Department of Agriculture - Departemen Pertanian Amerika Serikat) dalam sebuah portal berita, tentang kandungan gizi dalam daging ayam pedaging. Selama ini, yang saya pahami cuma: daging ayam itu tinggi protein dan nikmat kalau diolah jadi “ayam penyet”. 

Nah, biasanya, kalau yang meneliti pakar gizi Amerika, orang cukup percaya kebenarannya. saya pun mencoba untuk menyakini itu.

Menurut hasil penelitian USDA, 100 gr ayam mengandung air (65 gr), energi (215 kkal), protein (18 gr), lemak (15 gr), lemak jenuh (4 gr), kolesterol (75 mg), kalsium (11 mg), zat besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189 mg), natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg).

Daging ayam juga kaya akan kandungan vitamin, antara lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin B-6(pyridoxamine), folat, vitamin B-12, vitamin A, vitamin E (tocopherol), vitamin D dan vitamin K.

Selain memiliki kandungan protein dan vitamin yang tinggi, hasil penelitian USDA juga ada yag lain. 

Berat badan : Diet dengan kandungan protein yang tinggi telah diketahui efektif mengurangi berat badan, dan ayam menyediakan kandungan protein yang tinggi. Studi dan percobaan telah menunjukkan bahwa kontrol berat badan yang signifikan ditemukan pada orang-orang yang makan ayam. 

Kontrol tekanan darah : Konsumsi ayam telah ditemukan juga berguna dalam mengontrol tekanan darah. Hal ini diamati pada orang dengan gangguan hipertensi. Meskipun begitu, diet juga harus terdiri dari kacang-kacangan, produk diet rendah lemak dengan sayuran dan buah-buahan. 

Mengurangi risiko kanker : Studi telah menemukan bahwa pada pemakan non-vegetarian, konsumsi daging merah, daging babi yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Sedangkan pada ayam dan ikan, risiko mengembangkan kanker kolorektal akan diturunkan di kemudian hari. Penelitian menunjukkan bahwa makan daging ayam menempatkan risiko yang lebih rendah, daripada makan daging merah, meskipun bukti-bukti yang ada tidak begitu meyakinkan. 

Mengurangi risiko penumpukan kolesterol : Jumlah lemak jenuh dan kolesterol yang ditemukan dalam daging merah seperti daging sapi, babi dan domba jauh lebih tinggi daripada apa yang ditemukan dalam daging ayam, ikan dan sayuran. Sebab itu, American Heart Association telah menyarankan untuk mengkonsumsi ayam atau ikan sebagai pengganti daging merah, untuk menurunkan resiko perkembangan penyakit jantung, kolesterol dan lainnya. 

Segudang Kandungan Gizi 

Fakta lain yang terungkap dalam artikel ilmiah tersebut adalah manfaat kandungan gizinya. 

Tinggi Protein: Jika Anda sedang mencari sumber besar lemak, protein rendah lemak, unggas ini adalah kata kuncinya. Protein dalam ayam cocok untuk pertumbuhan otot dan pengembangan, dan membantu mendukung berat badan yang sehat dan membantu penurunan berat badan. 

Anti-depresan Natural : Ayam dan sejenis seperti unggas kalkun, tinggi dalam asam amino yang disebut triptofan, yang memberi Anda perasaan nyaman setelah mengkonsumsi semangkuk besar sup ayam. Bahkan, jika Anda merasa tertekan, makan beberapa unggas akan meningkatkan kadar serotonin di otak Anda, meningkatkan mood Anda, peledakan stres, dan lulling Anda tidur. 

Mencegah Osteoporosis : Konsumsi ayam dapat mencegah kehilangan masa tulang. hal ini secara langsung dapat mencegah kekeroposan tulang atau osteoporosis. 

Kaya Fosfor : Ayam juga kaya fosfor, mineral penting yang mendukung gigi dan tulang, serta ginjal, hati, dan fungsi sistem saraf pusat. 

Kaya Selenium : Ayam kaya akan kandungan mineral selenium, mineral penting yang terlibat dalam metabolisme kinerja-kata tiroid lainnya, hormon, metabolisme, dan fungsi kekebalan tubuh. 

Meningkatkan Metabolisme : Vitamin B6 atau B-kompleks vitamin yag terkandungn dalam daging ayam dapat meningkatkan fungsi enzim dan reaksi seluler metabolik (proses Metilasi), yang akan menjaga pembuluh darah yang sehat, tingkat energi yang tinggi, dan metabolisme membakar kalori sehingga Anda dapat mengelola berat badan yang sehat dan tingkat aktivitas. 

Kaya Niacin : Ayam juga kaya niacin, salah satu zat tertentu dalam vitamin B yang berfungsi mencegah kanker dan bentuk lain dari kerusakan genetik (DNA). 

Meningkatkan Kesehatan Mata : Ayam yang tinggi retinol, alpha dan beta-karoten, dan likopen, semua berasal dari vitamin A, dan semua penting untuk fungsi penglihatan mata yang sehat. 

Pertumbuhan Jaringan Kulit yang Sehat : Gangguan jaringan kulit meliputin bibir pecah-pecah, mulut retak, luka lidah, atau kulit kering di musim dingin. Kandungan riboflavin (atau Vitamin B2) dalam asupan makanan, yang banyak ditemukan di hati ayam, akan secara drastis mengurangi masalah kulit Anda dan memperbaiki kulit kering atau rusak.

Sungguh fakta yang luar biasa di balik seonggok daging ayam.

Nah, jika Anda selama ini masih ragu mengonsumsi daging ayam, mulai sekarang JANGAN RAGU lagi. Mungkin bule Amerika pinter-pinter, karena sering makan ayam. Kenapa kita kurang suka? (*)

Keyword: “Hari Ayam dan Telur Nasional”   
http://www.pinsarindonesia.com 
Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
5 April 2018 pukul 20.21 delete

Terima kasih informasinya sangat bermanfaat, mari kunjungi blog kami juga agar sama2 bisa berbagi
informasi seputar ayam broiler, kunjungi https://www.karya-pangan.com/, atau blog https://www.karya-pangan.com/blog/. terima kasih.

Reply
avatar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

About

“Peluklah Ibumu, Sebelum Kau Berangkat Sekolah, Nak”

  Mencium tangan dan memeluk Ibu sebelum berangkat sekolah, menjadi "tradisi" setiap pagi bagi buah hati kami.   Ole...